Sejarah Manusia
Sejarah Manusia Purba di Indonesia
Sebelum kita beranjak pada asal-usul manusia purba, hendaknya kita mengetahui apa itu manusia purba? Manusia purba adalah manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah). Banyak bukti-bukti otentik yang menguatkan keberadaan manusia purba khususnya Indonesia, mulai dari fosil, ukiran, alat-alat rumah tangga, dan sebagainya. Telah banyak kita lihat para peneliti yang berhasil menemukan fosil-fosil manusia purba di dataran Indonesia terutama di pulau Jawa.
Organisme seperti manusia, hewan, dan tumbuhan yang telah lama mati kemudian tertimbun tanah dan menjadi batu disebut sebagai fosil. Sedangkan kebudayaan ataupun alat-alat pendukung kehidupan masa lampau yang terbuat dari barang sederhana seperti tulang, kulit, batu, gigi disebut sebagai artefak.
Manusia Purba di Indonesia
Di Indonesia sendiri penemuan manusia purba pertama sekali didapati di wilayah Jawa, khususnya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Manusia purba di Indonesia telah ada sejak zaman quartair atau dapat dikatakan telah hidup sejak 600 ribu tahun yang lalu. Zaman quartair terbagi menjadi 2 bagian, yang pertama disebut zaman Dilluvium (pleistocen), sedang zaman kedua disebut zaman alluvium (Holocen). Di Indonesia zaman Dilluvium menurut Dr. Von Koenigswald terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu lapisan bawah, lapisan tengah, dan lapisan atas. Yang mana masing-masing lapisan tersebut memiliki fosil manusia purba tersendiri.
1. Dilluvium Bawah
Lapisan ini merupakan lapisan tertua, terdapat 3 jenis fosil manusia purba di dalamnya, yaitu:
Lapisan ini merupakan lapisan tertua, terdapat 3 jenis fosil manusia purba di dalamnya, yaitu:
- Meganthropus Palaeojavanicus, adalah fosil tertua atau banyak yang menyebutnya sebagai manusia purba pertama, fosil ini ditemukan di daerah Sangiran.
- Pithecanthropus Dubius, adalah fosil yang belum jelas apakah fosil manusia atau kera, oleh sebab itu fosil ini diberi nama Pithecanthropus Dubius yang berarti manusia kera yang meragukan. Fosil ini didapati di daerah Sangiran juga.
- Pithecanthropus Robustus atau Plthecanthropus Mojokertensis adalah fosil yang juga di temukan di daerah Sangiran. Seorang sarjana Weidenreich memberi nama fosil tersebut Pithecanthropus Robustus, sedangkan seorang penemu bernama Von Koenigswald menamai fosil tersebut Plthecanthropus Mojokertensis sebab ia mengatakan bahwa ia pertama kali menemukan fosil tersebut di dataran Mojokerto.
2. Dilluvium Tengah
Dr. Eugene Dubois merupakan tokoh yang menemukan fosil jenis ini, ia mengatakan bahwa pada masa ini manusia purba telah mampu berdiri dengan tegak, oleh karena itu ia menamainya Pithecanthropus Erectus yang berarti manusia kera yang berjalan dengan tegak.
Dr. Eugene Dubois merupakan tokoh yang menemukan fosil jenis ini, ia mengatakan bahwa pada masa ini manusia purba telah mampu berdiri dengan tegak, oleh karena itu ia menamainya Pithecanthropus Erectus yang berarti manusia kera yang berjalan dengan tegak.
3. Dilluvium Atas
Di lapisan ini ditemukan fosil manusia purba termuda yang ditemukan di Ngandong, kemudian diberi nama Homo Soloensis. Sedangkan fosil manusia purba yang ditemukan di Wajak (Tulungagung) dalam jenis yang sama diberi nama Homo Wajakensis.
Di lapisan ini ditemukan fosil manusia purba termuda yang ditemukan di Ngandong, kemudian diberi nama Homo Soloensis. Sedangkan fosil manusia purba yang ditemukan di Wajak (Tulungagung) dalam jenis yang sama diberi nama Homo Wajakensis.
Kebudayaan Manusia Purba Indonesia
Meski kehidupan pada zaman purba dikenal sangat primitif namun mereka sudah mengenal yang namanya kebudayaan, baik itu berupa kebudayaan batu tua atau yang disebut Palaeolitchicum. Kebudayaan tersebut banyak ditemukan di wilayah Pacitan dan Ngandong.
- Kebudayaan daerah Pacitan, peralatan hasil kebudayaan Pacitan tergolong sangat sederhana, bahan yang digunakan pun hanya batu dengan pembuatan yang sederhana seperti kapak genggam.
- Kebudayaan Ngandong, di Ngandong ternyata telah melakukan sedikit perkembangan dengan tidak hanya menggunakan kapak genggam dari batu, namun juga mulai menggunakan tulang. Penggunaan tulang berfungsi untuk penusuk dan pengorek tanah untuk mengambil ubi dan keladi. Homo Soloensis dan Homo Wajakensis diperkiran sebagai pemilik kebudayaan ini pada masa Dilluvium Atas.
Pola Hidup Manusia Purba Indonesia
Pola hidup manusia purba dapat kita ketahui dengan menilai peralatan yang digunakan pada masa itu. Berdasarkan penelitian atas fosil-fosil tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
- Manusia purba belum mengenal yang namanya bercocok tanam atau dunia agraris. Mereka memperoleh makanan langsung dari alam, baik dengan jalan berburu, mengambil buah-buahan yang ada, dan sebagainya.
- Manusia purba masih tinggal secara nomaden atau tinggal dengan berpindah-pindah baik secara berkelompok ataupun sendiri-sendiri.
0 Response to "Sejarah Manusia"